Olahraga Yang Kondusif Untuk Ibu Hamil Trimester 2
Olahraga untuk Ibu hamil sangat diharapkan supaya tercapai kondisi badan yang sehat dan bugar dalam rangka untuk menjalani proses persalinan yang lancar. Dalam berolahraga, Ibu perlu memperhatikan kegiatan latihan yang meliputi jenis, frekuensi, durasi dan intensitasnya.
Sebelum kita berolahraga, pertama-tama cari tahu tujuannya dahulu. Tujuan berolahraga sanggup dibedakan menjadi tiga, yaitu untuk mengejar prestasi, mendapat unsur kesenangan, dan mencapai kesehatan serta kebugaran.
Untuk Ibu hamil tujuannya tentulah untuk mencapai kesehatan serta kebugaran. Bila demikian, maka parameter kesehatan dan kebugaran harus muncul. Maksudnya, dengan berolahraga, maka derajat kebugaran harus bertambah.
Jadi, kalau Ibu cepat merasa sesak napas ketika berjalan, maka dengan berolahraga, gangguan tersebut seharusnya sanggup mereda. Bila Ibu punya keluhan tekanan darah tinggi, olahraga juga sanggup menjadi sarana untuk membantu menurunkannya. Kondisi sehat dan bugar diharapkan Ibu hamil untuk menjalani proses persalinan yang lancar.
Namun, sebelum berolahraga, Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter. Dari investigasi sanggup diketahui batasan-batasan berolahraga terkait kondisi kesehatan Ibu serta olahraga apa yang cocok atau dihentikan dilakukan.
Olahraga Untuk Ibu Hamil Maksimal 6 Kali Seminggu
Dalam berolahraga, kita perlu memperhatikan kegiatan latihan yang meliputi jenis, frekuensi, durasi, dan intensitasnya.
Untuk jenis latihan, dalam kegiatan harus ada latihan olahraga aerobik, yaitu jenis latihan yang menciptakan jantung dan paru-paru bekerja lebih keras untuk memasok otot dengan oksigen. Olahraga untuk Ibu hamil yang termasuk dalam jenis latihan ini diantaranya berjalan, berlari, dan berenang.
Frekuensi olahraga yang disarankan bagi Ibu hamil di trimester ke 2 yaitu 2-3 kali seminggu. Setelah mulai terbiasa berolahraga ketika hamil dan mengatakan perbaikan kebugaran, frekuensi latihan sanggup ditingkatkan menjadi 4-5 kali seminggu, maksimal 6 kali seminggu alasannya badan membutuhkan setidaknya satu hari untuk memulihkan kondisi. Setiap melaksanakan latihan, durasi yang disarankan yaitu 30 menit.
Sedangkan intensitas latihan olahraga untuk Ibu hamil sanggup ditentukan dengan menambah jarak atau kecepatan latihan. Jika Ibu biasa berjalan kaki 15 menit, misal, maka peningkatan intensitas latihan sanggup dilakukan dengan menambah waktu menjadi 30 menit.
Hitung Denyut Jantung
Mengukur denyut jantung merupakan cara paling akurat untuk memilih intensitas latihan olahraga ketika hamil. Kita sanggup menggunakan rumus denyut jantung maksimal, yaitu : 220 dikurangi usia. Untuk Ibu hamil, intensitas latihan disarankan berkisar antara 50-70% dari denyut jantung maksimal. Contoh, usia Ibu 30 tahun, maka denyut jantung maksimalnya yaitu 220 dikurangi 30 = 190 denyut per menit. Setelah berolahraga, denyut jantung dihentikan melebihi 50-70%-nya atau sekitar 95-133 denyut per menit.
Denyut jantung yang terlalu cepat menerangkan kita berolahraga terlalu berat. Jika denyut jantung Ibu terlalu cepat, denyut jantung janin pun akan meningkat dan ikut menaikkan suhu tubuhnya. Hal ini sanggup membahayakan Ibu dan janin. Sebaliknya, bila denyut jantung terlalu rendah, tujuan olahraga untuk ibu hamil demi kesehatan dan kebugaran yang lebih baik juga tidak tercapai.
Nah, bagaimana cara mengukur denyut jantung? Cukup tempelkan jari telunjuk dan jari tengah kita pada pergelangan tangan bab dalam atau di rahang bawah erat leher, kemudian hitung denyutannya selama satu menit atau selama 30 detik dikalikan dua.
Hentikan Olahraga Jika ...
Jika Ibu mencicipi keluhan nyeri, sesak napas, sakit kepala, bahkan terasa mau pingsan ketika berolahraga, Ibu harus segera menghentikan latihan dan mencari santunan dokter. Begitu pula bila sesudah berolahraga timbul flek darah atau keluar cairan yang bukan air seni dari vagina. Perhatikan pula pergerakan janin. Jika janin menjadi malas bergerak sesudah Ibu berolahraga, segera hubungi dokter Anda.
Komentar
Posting Komentar